Langkah Makeup Pengantin Tradisional
1. Persiapan Kulit Sebelum Makeup
Sebelum memulai proses makeup, penting untuk mempersiapkan
kulit wajah agar hasil riasan tahan lama, halus, dan tidak mudah luntur.
a. Pembersihan Wajah
Langkah pertama adalah membersihkan wajah secara menyeluruh
menggunakan cleanser dan toner untuk mengangkat kotoran dan minyak berlebih.
b. Eksfoliasi Ringan
Jika diperlukan, eksfoliasi ringan dapat dilakukan beberapa
hari sebelumnya agar kulit tampak lebih cerah dan halus.
c. Skincare Dasar
Gunakan pelembap, serum, dan sunscreen yang sesuai jenis kulit. Primer juga penting untuk mengecilkan pori dan membuat makeup menempel lebih baik.
2. Foundation dan Base Makeup
Langkah berikutnya adalah membentuk dasar wajah yang
flawless dan tahan lama.
a. Penggunaan Foundation
Foundation digunakan untuk meratakan warna kulit. Umumnya,
makeup pengantin tradisional menggunakan foundation full coverage yang tahan
lama.
b. Concealer
Untuk menutupi noda, jerawat, atau mata panda, concealer
diaplikasikan dengan teknik tap menggunakan beauty blender atau brush.
c. Setting Powder
Bedak tabur atau compact digunakan untuk mengunci foundation
dan concealer agar tidak mudah bergeser.
3. Pembentukan Wajah (Contouring dan Highlighting)
Makeup pengantin tradisional umumnya menekankan fitur wajah
yang tegas dan simetris.
a. Contouring
Contouring digunakan untuk memberi dimensi pada wajah,
seperti tulang pipi, hidung, dan rahang. Ini membantu wajah tampak lebih tirus
dan proporsional di kamera dan secara langsung.
b. Highlighting
Highlighter diaplikasikan di tulang pipi atas, batang hidung, dan atas bibir untuk memberikan efek glowing alami yang elegan.
4. Riasan Mata yang Tajam dan Dalam
Riasan mata menjadi salah satu elemen paling penting dalam
makeup pengantin, terutama untuk tampilan tradisional.
a. Eyeshadow
Warna yang digunakan biasanya cokelat tua, emas, atau merah
marun, tergantung adat dan busana. Teknik gradasi dan blending sangat penting.
b. Eyeliner
Eyeliner dipakai untuk mempertegas bentuk mata, seringkali
dengan gaya winged atau memanjang ke luar agar mata terlihat besar dan tajam.
c. Bulu Mata
Penggunaan bulu mata palsu adalah keharusan. Biasanya
digunakan dua lapis untuk kesan dramatis dan tegas.
d. Pensil Alis
Alis dibentuk dengan teknik presisi sesuai bentuk wajah,
namun tetap mempertahankan kesan tegas dan berkarakter.
5. Riasan Pipi dan Bibir
a. Blush On
Blush digunakan pada pipi dengan warna yang serasi, seperti
pink tua, coral, atau peach, tergantung tone kulit.
b. Lipstik
Lipstik warna merah klasik sering digunakan untuk pengantin
tradisional. Namun, perpaduan warna (ombre) juga sering diterapkan untuk
menyesuaikan dengan tren saat ini.
6. Detail Khusus Makeup Tradisional
Setiap daerah memiliki ornamen dan elemen tambahan dalam
makeup pengantin tradisional.
a. Paes (Jawa)
Paes adalah hiasan berwarna hitam di dahi berbentuk
lengkungan, melambangkan keanggunan dan status pernikahan. Paes diaplikasikan
menggunakan bahan khusus yang tahan lama.
b. Bedak Dingin dan Riasan Putih (Minang dan Bugis)
Beberapa adat menggunakan teknik riasan wajah putih terang,
mirip seperti topeng, yang melambangkan kesucian.
c. Ronce Melati dan Sanggul
Sanggul besar dengan hiasan bunga melati menjadi pelengkap
penting dalam makeup tradisional. Ronce melati menggambarkan kesucian dan
keharuman dalam pernikahan.
7. Setting Akhir agar Tahan Lama
Makeup pengantin tradisional biasanya harus bertahan
sepanjang hari, termasuk saat akad, resepsi, dan sesi foto.
a. Setting Spray
Digunakan untuk mengunci seluruh riasan agar tidak mudah
luntur meskipun berkeringat.
b. Touch-Up Kit
Selalu sediakan touch-up kit untuk memperbaiki makeup jika
diperlukan. Ini biasanya dilakukan oleh MUA profesional yang mendampingi
pengantin.
8. Tips Tambahan untuk Makeup Pengantin Tradisional
a. Konsultasi dengan MUA Profesional
Sangat disarankan untuk melakukan trial makeup terlebih
dahulu dengan makeup artist. Ini membantu memastikan bahwa gaya riasan cocok
dengan bentuk wajah, warna kulit, dan busana pengantin.
b. Pemilihan Produk Berkualitas
Gunakan produk kosmetik yang berkualitas tinggi, tahan air
(waterproof), dan hypoallergenic agar aman dan nyaman.
c. Jangan Lupakan Leher dan Dada
Area leher dan dada juga perlu dirias agar warnanya tidak
berbeda dengan wajah. Ini memberi tampilan yang lebih menyatu dan natural.
9. Peran Makeup dalam Upacara Adat
Makeup pengantin tradisional tidak sekadar soal estetika,
tetapi juga memiliki makna budaya. Misalnya:
- Paes
Ageng (Jawa): Melambangkan kesucian dan kedewasaan.
- Suntiang
Gadang (Minang): Suntiang besar yang dikenakan pengantin disertai
riasan putih menggambarkan martabat dan tanggung jawab sebagai istri.
- Baju
Bodo dan Makeup Bugis: Menunjukkan status sosial dan kebangsawanan.
10. Kesimpulan
Makeup pengantin tradisional adalah perpaduan antara seni
rias, budaya, dan filosofi kehidupan. Setiap langkah dalam proses makeup tidak
hanya bertujuan memperindah, tetapi juga melambangkan perjalanan baru dalam
hidup seorang perempuan. Oleh karena itu, penting untuk memahami setiap tahapan
dan makna di baliknya, agar penampilan di hari pernikahan menjadi sempurna,
berkesan, dan tetap menghormati tradisi.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas dan mempercayakan
riasan kepada MUA yang berpengalaman, calon pengantin bisa tampil anggun dan
memukau dalam balutan adat yang tak lekang oleh waktu.